Menjadi raja atau kuli ditanah milik sendiri

kegiatan pewiwilan

Menjadi Raja atau jadi kuli di tanah milik sendiri, terkadang menjadi pilihan yang sulit. Padahal sesungguhnya banyak orang akan senang jika menjadi Raja.
Hal ini terjadi saat kita dihadapkan dengan sebuah pilihan, antara angin surga dan surga yang sesungguhnya.

Kegiatan ibu2 dilahan bersama

Menjadi raja di tanah milik sendiri adalah menguasai seutuhnya tanah / lahan  milik kita, serta mengusahakannya dengan effisien. Bayangkan seandainya kita memiliki lahan seluas 10 ha, 2 ha kita tanami karet unggul sebanyak 900 batang, kebun ini kita rawat dengan baik,  sekitar 5 tahun dirawat kebun kita ini sudah siap sadap dengan perkiraan hasilminimal 50 kg sheet angin, anggap saja harganya minimal Rp.10.000/kg.
tentu menghasilkan Rp.500.000/ hr,kalau dalam sebulan hanya disadap 10 hari, sudah bisa menghasilkan sekitar Rp.5.000.000.- dengan hanya sedikit berkeringat, dan ini bisa produktif selama minimal 25 tahun…dan kalau ditebang kayunya masih berharga.
Kemudian sisa lahan yang 8 ha dimanfaatkan setiap tahun untuk berladang secara rotasi, juga akan menghasilkan selain padi, juga sayur2an dan menjadi tempat untuk melepas ternak dan lain2.Itu pilihan yang pertama.
Lalu kemudian pilihan yang kedua, kita terkadang gampang, terkecoh dengan iming2 angin surga, apabila lahan kita yang tadinya 10 ha, diserahkan ke pihak perkebunan sawit, kita akan mendapatkan  kapling sawit seluas kurang lebih kurang 2 ha………HANYA 2 ha..yang 8 ha adalah hak kelola oleh perusahaan, anda tingggal tidur2 dapat menunggu 4 tahun baru dapat jatah klu sudah dipotong kredit sekitar antara Rp.500.000,- s/d Rp. 1.000.000,- per bulan, kemudian setelah berlangsung selama sekitar 7 tahun,kalau kredit sudah lunas, barulah anda dapat jatah berkisar antara 5 s/d 6 juta per-bulan, ini tanpa ada padi dilumbung, tanpa ada kebebasan untuk berternak, mencari rebung, pakis ubi dll, dan menjadi seratus persen pengangguran, atau kerja jadi buruh harian di Perusahaan dengan gaji kurang lebih Rp.50.000,- sehari, atau kalau lagi beruntung noreh kebun tetangga yang masih utuh, selama menunggu jatah,……lalu benar2 jadi orang kota yang semuanya serba harus dibeli, cukup ndak ya lima puluh ribu rupiah untuk makan keluarga kecil dengan 2 anak???  (beli beras,sayur,lauk dll).Harus super hemat.
Ini sekedar untuk bahan kita berfikir lebih jernih dalam menyikapi hal2 yang belum pernah kita bayangkan.
Nah tinggal kita,……..pilih yang mana ???? (Aloysius Rachmad)